Terkadang manusia lupa dengan sesuatu yang mendahuluinya. Maklum saja "Manusia tempatnya lupa". Tapi hal itu sebenarnya bukanlah hal yang wajar bagi manusia. Selama manusia bersuaha untuk mengingatnya pasti ada jalan baginya untuk tidak lupa.
Hal yang paling urgen dalam menjalani kehidupan yang fana ini yaitu "lagi-lagi orang harus dihadapkan dengan kenyataan yang pahit walaupun sebenarnya manis". Ini sering terjadi dalam kehidupan manusia di alam semesta.
Sebagai makhluk ciptaan Allah swt, kita patut bersyukur karena kita hidup di dunia ini tidak semata wayang. Ada yang mengawali, ada pula yang mengakhiri. Ya! Tepat kiranya jika anda menghayati dan mencermati kalimat tersebut. Seseorang yang telah mengawali dan mengajarkan kepada seseorang, tentulah ia seorang guru untuk orang yang membutuhkannya. Dan yang mengakhiri nantinya adalah generasi penerusnya.
Tak disadari pula bagi orang yang telah mendapatkan ilmu dari seorang guru, ia lalai dengannya. Inilah yang sering terjadi pada diri seseorang di dunia ini. Masyaallah.... Pantaskah semua itu terjadi? Sementara sang guru mendoakan kita supaya kita menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama? Apa balasan kita terhadap semua itu?
Mari kita renungkan sejenak, kita patut belajar dari sang guru, siapapun orangnya yang telah mengajarkan kita sehingga kita seperti saat ini, berarti ia adalah orang yang telah menjadi guru kita semenjak kita diajarkan sesuatu olehnya.
Pepatah mengatakan "Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa". Sungguh besar jasanya terhadap kehidupan di dunia ini. Mereka bersusah payah demi mengabdikan dirinya dan mengamalkan ilmunya, bahkan mengorbankan seluruh jiwa dan raganya untuk masa depan kita yang lebih semerlang. Mari kita belajar dari sang guru yang telah mendahului kita. Do'akan mereka yang telah tiada, jangan putuskan washilah kepadanya terutama buat bapak dan ibu kita yang telah menunggu di alam sana.
"Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang yang selalu bersyukur atas nikmat-Mu, Jadikan orang-orang yang telah mendahuli kami menjadi ahli surga-Mu". Amin....
Hal yang paling urgen dalam menjalani kehidupan yang fana ini yaitu "lagi-lagi orang harus dihadapkan dengan kenyataan yang pahit walaupun sebenarnya manis". Ini sering terjadi dalam kehidupan manusia di alam semesta.
Sebagai makhluk ciptaan Allah swt, kita patut bersyukur karena kita hidup di dunia ini tidak semata wayang. Ada yang mengawali, ada pula yang mengakhiri. Ya! Tepat kiranya jika anda menghayati dan mencermati kalimat tersebut. Seseorang yang telah mengawali dan mengajarkan kepada seseorang, tentulah ia seorang guru untuk orang yang membutuhkannya. Dan yang mengakhiri nantinya adalah generasi penerusnya.
Tak disadari pula bagi orang yang telah mendapatkan ilmu dari seorang guru, ia lalai dengannya. Inilah yang sering terjadi pada diri seseorang di dunia ini. Masyaallah.... Pantaskah semua itu terjadi? Sementara sang guru mendoakan kita supaya kita menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama? Apa balasan kita terhadap semua itu?
Mari kita renungkan sejenak, kita patut belajar dari sang guru, siapapun orangnya yang telah mengajarkan kita sehingga kita seperti saat ini, berarti ia adalah orang yang telah menjadi guru kita semenjak kita diajarkan sesuatu olehnya.
Pepatah mengatakan "Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa". Sungguh besar jasanya terhadap kehidupan di dunia ini. Mereka bersusah payah demi mengabdikan dirinya dan mengamalkan ilmunya, bahkan mengorbankan seluruh jiwa dan raganya untuk masa depan kita yang lebih semerlang. Mari kita belajar dari sang guru yang telah mendahului kita. Do'akan mereka yang telah tiada, jangan putuskan washilah kepadanya terutama buat bapak dan ibu kita yang telah menunggu di alam sana.
"Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang yang selalu bersyukur atas nikmat-Mu, Jadikan orang-orang yang telah mendahuli kami menjadi ahli surga-Mu". Amin....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar