Selasa, 03 Agustus 2010

SUSPELATNAS dan RASA SAYANG SATUAN

By: Ass. Ursus II, Bidang Keintektualan

Kepada: Empat Burung Hantu

Setelah menempuh pendidikan selama 10 hari, suatu pendidikan yang tidak mudah untuk dilalui. Tak banyak hal yang tak dilewatkan yang tak sayang untuk tak dilupakan. Ini bukan suatu hal yang mudah. Khususnya yang terbiasa berfikir sederhana. Perlu memeras otak yang lebih keras, maksa kayaknya. PELATIH, bukan kata-kata sederhana yang bisa diemban seseorang. Julukan agung bagi makhluk spesial yang menguasai konsep dan teori, teknis dan strategis, perencanaan dan aplikasi.

Tapi bagaimana menjadikan mental jiwa yang terlatih (sebagai pelatih, red) merupakan hal substansial yang eksklusif. Kata-kata yang pernah terdengar namun tentunya menyebalkan bagi serdik: “Pelatih lamban tu ndak papa, tapi yang dilatih ndak boleh lelet...” Kata-kata macam apa itu, kayak ndak punya dosa aja...



Tradisi vs Nurani: Keceriaan Hilang Sejak Masuk Gerbang

Kurang Asem! Pulangnya, diorientasi sama satuan! Pelatih koq diorientasi....” Demikian terlihat jelas nampak dari raut muka mereka. Mungkin dalam hatinya lagi mengabsen binatang-binatang di kebun binatang.

Itulah mereka yang belum dewasa, untungnya beberapa sadar. Tapi no problemo, mereka sekarang boleh salah mengambil sikap (kan belum punya adik). Setelah ini mereka punya adik, semoga mendapat adik-adik yang lebih baik dari senior-senior sebelumnya.

Saya sebagai senior: “Tak semua sadar untuk mengambil hikmah suatu kejadian. Susah, marah, sebal, dendam, mangkel, dongkol, engkol, tongkol....eh emosi, korosi, korupsi, musisi, busi...eh apapun itu yang jelas hal itu wajar.




Curahan Hati: Kadang Tak Abis Pikir, Semua Ada Hikmahnya

Sungguh memilukan, personil satuan saat ini tiada yang mengerti akan dirinya dan sikap yang dilakukannya. Hati ini sedih, pilu dan luka. Tertahan. Rasa yang terpendam dalam dada tak mampu diluapkan. Tapi bagaimana lagi, walau sakit yang namanya sayang tetaplah rasa cinta yang mendalam, lahir-batin.

Rasa sayang ini pada mereka merupakan bagian kehidupan yang tiada henti. Bagai bensin bagi kendaraan yang ikhlas walau dibalas asap. Tujuan baik tak selamanya diterima dengan baik. Berangkat diantar pulang dijemput, baiknya kurang apa coba? Tapi mau dikata apa yach emang gitulah adanya...




Ya Alah, aku ikhlas dibenci, dan aku relakan luka hatiku untuk menutup lubang di hati mereka...”

Terima kasih para senior turut mencurahkan kasih sayangnya, kepada: Bu Hany & Bu Fitri yang on line, Pak Hapid yang sempat menjenguk dan empat dari sebelas personil yang setia menunggu kedatangan suaminya. Semoga segera diberikan kesadaran bagi yang belum sadar: BETAPA INDAHNYA SATUAN 811!


Oh iya hampir lupa, kepada para PELATIH juga selamat datang kembali, semoga mampu membangun satuan.Ganbatte kudasai!!!


3 komentar:

  1. Hidup memang harus penuh suka dan duka. Tataplah hari esok dengan penuh harapan,"Tidak peduli bagaimanapun gelapnya permulaan, pandang ke depan dengan optimis dan lihat semua kemungkinan yang ada". Dengan awal yang baik, maka akan baik pulalah akhirnya. Jangan pernah putus asa dalam suatu organisasi teriutama di Satmenwa 811/WCY UIN Maliki Malang. "Barang siapa yang ingin dihormati, maka ia harus menghormati orang lain". Ops Sat.811/WCY 2010.

    BalasHapus
  2. salam WCDS!
    Bicara masalah MENWA dalam satuan tentunya banyak sekali pengalaman baik donkol, benci, sampai mau meninggalkan Satuan.
    tetapi dibalik itu semua tentunya setiap anggota MENWA dibekali dengan jiwa KORSA dari MENWA Indonesia, SKOMEN, Satuan bahkan sampai LATSAR. Pesan saya "Janganlah kalian hidup dari MENWA tetapi Hidupilah MENWA dari Kalian". IEMOENK NBP.04851115499 SAT 811/WCY

    BalasHapus