Kamis, 17 Juni 2010

PERATURAN BARIS BERBARIS (PBB)



RAHMATULLAH, C.S.S

NBP. 1091 111 7255


1. Pengertian PBB.

PBB adalah sutau wujud latihan fisik di perlukan guna untuk mencerminkan kebiasaan hidup dan diarahkan kepada perwatakan tertentu. Misalnya diarahkan kepada perwatakan seorang anggota TNI, MENWA, dsb.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Menumbuhkan sikap jasmani yang sehat dan tegap.

b. Menumbuhkan rasa persatuan disiplin dan tanggung jawab.

c. Mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi.

3. Ketentuan Khusus dalam PBB.

3.1 Aba-aba.

Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan dari seorang komandan atau atasan kepada pasukannya untuk melaksanakan padawaktunya secara serentak dan berurutan.

Aba-aba ada tiga macam, yaitu:

a. Petunjuk.

Aba-aba petunjuk yaitu untuk menegaskan aba-aba perintah atau pelaksanaan.Contoh.Untuk Perhatian–Istirahat di Tempat – GERAK.

b.Peringatan.

Aba-aba peringatan yaitu inti perintah yang jelas dan di laksanakan tanpa ragu-ragu.

Contoh.Lencang Kanan – GERAK.

c. Pelaksanaan

Dalam aba-aba pelaksanaa ada macam aba-aba, yaitu aba-aba GERAK,Jalan, Mulai. Aba-aba Lencang Depan, Lencang Kanan, Hadap Kanan, dsb dalam artian suatu perintah dari pasukan yang tidak mengakibatkan perpindahan tempat bagi pasukannya, maka aba-aba yang digunakan adalah aba-aba GERAK. Contoh. Lencang kanan - GERAK, Jalan di tempat - GERAK, Hadap kanan - GERAK. Aba-aba Jalan digunakan ketika pasukan melakukan perpindahan tempat.Contoh.Satu langkah kedepan - Jalan, langkah tegap maju - Jalan, dsb.Aba-aba Mulai di gunakan ketikan kita melaksanakan gerakan di tepat saja.Contoh. Berhitung – Mulai.

3.2 Cara Menulis Aba-aba.

a. Aba-aba petunjuk di tulis dengan huruf besar dan seterusnya dengan huruf kecil.

b. Aba-aba peringatan ditulis dengan huruf besar.

c. Semua aba-aba ditulis lengkap.

d. Antara petunjuk dan peringatan terdapat dua garis.

e. Semua aba-aba ditulis lengkap.

3.3 Cara memberi aba-aba.

a. Sikap seorang Danru/Danton/Pimpinan pasukan harus dalam keadaan sikap sempurna, dan juga harus menghadap pasukan, kecuali pada situasi tertentu.

b. Apabila aba-aba yang diberikan berlaku pula pada yang memberi aba-aba, maka akan terikat pada tempat.

c. Pada tahap permulaan diberikan pasukan yang berjalan atau yang berlari, sedang yang bertaraf lanjutan aba-aba diberikan pada jatuhnya kaki.

d. Semua aba-aba di ucapkan secara lantang, nyaring, dan tegas.

e. Aba-aba disampaikan secara berurutan.

f. Pemberian aba-aba peringatan, wajib diberi nada pada suku pertama dan terakhir.

g. Waktu antara aba-aba peringatan dengan pelaksanaan disesuaikan dengan besar kecilnya pasukan.

3.4 Gerakan Dasar Tanpa Bersenjata.

3.4.1 Sikap Sempurna.

Pelaksanaan sikap sempurna posisi badan/tubuh tegap, tumit rapat, dan ujung kaki di buka 45°, lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus dengan jari-jari tangan, mengepal seperti memeras santan, dan ibu jari menghadap kedepan, lurus dengan jahitan celana, dagu agak ditarik kebelakang, dan pandangan mata lurus satu titik ke depan, serta bernafas dengan sewajarnya.Aba-aba Sikap Sempurna yaitu Siap – GERAK.

3.4.2 Istirahat.

Pelaksanaan istirahat kaki kiri dibuka kekiri selebar bahu (± 30 cm, kedua tangan dibawa kebelakang dibawah pinggang, tangan kanan di pengang tangan kiri, tangan kanan mengepal, pandangan mata lurus kedepan dan bernafas sewajarnya. Dalam pelaksanaan pemberian amanat, maka pandangan menghadap kepada pemberi amanat, tetapi ketika ada aba-aba Perhatian Selesai, maka langsung mengambil posisi sikap sempurna dan pandangan mata kembali menghadap lurus ke depan. Untuk pelaksanaan istirahat di tempat parade pelaksanaannya sama dengan istihat di tempat biasa, tapi posisi tangan agak lebih di angkat atau posisi tangan di letakkan lebih tinggi dari pada istirahat biasa. Aba-aba istirah di tempat yaitu Istihat di Tempat – GERAK.

3.4.3 Periksa Kerapian.

Pelaksanaannya yaitu pasukan dalam keadaan istirahat, pada aba-aba peringatan pasukan mengambil posisi sempurna, ketika aba-aba pelaksanaan pasukan serentak membungkukdan mulai memeriksa perlengkapan dari kaki sampaai kepala, jika sudah kelihatan rapi kemudian diberi abab-aba SELESAI, maka serentak pasukan kembali sikap istirahat. Aba-abanya yaitu: Periksa Kerapian – MULAI.

a. Tanpa Bersenjata

Pelaksanaannya:

- Pada aba-aba peringatan, pasukan secara serentak mengambil sikap sempurna.

- Pada saat aba-aba pelaksanaan dengan serentak membungkukkan badan mulai memeriksa perlengkapan dari kaki sampai kepala dengan cara meraba dan menariknya menggunakan kedua tangan. Memerikasa saku baju pandangan mengikuti gerakan tangan dan pada saat memeriksa krah dan penutup kepala pandangan lurus kedepan.

- Setelah yakin rapi, pasukan serentak mengambil sikap sempurna.

- Ketika pelatih/komandan melihat semua pasukan sudah rapi (sikap sempurna), maka diberi aba-aba SELESAI.

- Maka secara serentak pasukan mengambil sikap istirahat kembali.

b. Bersenjata.

Pelaksanaannya:

- Pada aba-aba peringatan, pasukan serentaka mengambil sikap sempurna.

- Pada saat abab-aba pelaksanaan, pasukan serentak membungkukkan badan dan mulai memeriksa perlengkapan, kedudukan senjata tetap tegak yang dikepit lengan atas dan badan dengan pegang tangan kanan.

- Setelah sudah yakin rapi, pasukan mengambil sikap sempurna.

- Ketika pelatih/komandan melihat semua pasukan sudah rapi (sikap sempurna), maka diberi aba-aba SELESAI.

- Maka secara serentakpasukan mengambil sikap istirahat kembali

3.4.4 Berhitung.

Pelaksanaannya: jika pasukandalam keadaan bersaf, maka abab-aba peringatan pasukan yang berada pada barisan barisan paling depan menoleh ke kanan kecuali penjuru. Pada aba-aba pelaksanaan, secara berturut-turut dari penjuru mulai menghitung sesuai nomer urutnya sambil memalingkan muaka lurus kedepan (siakap sempurna).jika dalam keadaan berbanjar, maka pasukan tidak perlu mamalingkan muka ka kanan cukup pandangan kedepan (sikap sempurna).Jika ada aba-aba pelaksanaan, maka dari penjuru secara berturut-turut mulai menghitung sesuai dengan nomer urutnya.Untuk pasukan yang berada di pojok kiribelakang, berteriak “lengkap/kurang…” sesuai dengan anggota yang ada dalam barisan tersebut. Aba-abanya: Hitung – MULAI.

3.4.5 Hormat.

Pelaksanaannya: posisi dalam keadaan sempurna, jika adda aba-aba pelaksanaan pasukan mengangkat tangan kanan ke kanan 90° dan menekuk lengan 45° dari tangan, jari-jari merapat lurus dengan didekatkan di pelipis depan alis mata, jari-jari agak dimiringkan kebawah supaya punggung tangan tidak kelihatan dari depan. Jika pasukan memakai penutup kepala selain BARET, maka jari-jari dilekatkan ke ujung penutup kepala.

Jika ada aba-aba “Tegak – GERAK” maka pada saat aba-aba pelaksanaan pasukan secara serentak menurunkan tangan kanan untuk kembali bersikap sempurna. Aba-abanya: Hormat – GERAK.

a. Hormat kanan.

Aba-abanya: Hormat Kanan – GERAK.

Pelaksanaan: gerakan ini pasukan dalam keadaan berjalan dengan langkah tegap, aba-aba pelaksanaan diberikan saat kaki kanan jatuh kebawah, ditambah satu langkan tangan kanan ditarik untuk posisi hormat dan tangan dan tangan kiri tidak di lambaikan, satu langkah lagi muka dipalingkan 45° ke kanan kearah orang yang diberi hormat kecuali pasukan yang berada paling kanan tetap dalam keadaan langkah tegap. Jika ada aba-aba.

3.4.6 Lencang Kanan/Kiri.

Pelaksanaan Lencang Kanan/Kiri yaitu mengangkat lengan kanan/kiri kesamping kanan/kiri ± 90°, jari-jari tangan menggenggam dan punggung tangan menghadap ke atas, bersama ini kepala ditengokan /di palingkan ke kanan/kiri dengan tidak terpaksa ± 45°. Dalam posisi bersaf (saf tiga ataupun lebih), maka bagi pasukan yang berada pada saf kedua, ketiga, sampai dengan saf paling belakang, cukup menolehkan kepala ke kanan/kekiri ± 45° tanpa mengangkat lengan kanan/kiri. Pada waktu saf tengah sampai dengan saf belakang meluruskan banjar dan safnya, maka kepala tetap menoleh ke kanan/kiri menunggu aba-aba dari komandan regu.Pada masing-masing pasukan yang berada pada barisan saf paling kanan mengambil antara satu lengan (posisi lencang kanan) dan setelah mengambil antara, maka menurunkan tangan tanpa menunggu aba-aba dari DANRU (± 3 X hitungan). Setelah ada aba-aba Tegak – GERAK, maka pasukan bagian saf depan menurunkan tangan dan menolehkan kepala ke depan mengambil sika sempurna lagi, bagi saf kedua sampai dengan saf paling belakang cuma menolehkan kepala lurus kedepan lagi mengambil sikap sempurna.Aba-abanya yaitu Lencang Kanan/Kiri – GERAK.

3.4.7 Setengah Lencang Kanan/Kiri.

Pelaksanaannya sama dengan kanan/kiri, tapi tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh/menempel lengan pasukan yang berada di samping kanan/kiri kita, pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang dan empat jari lainnya rapat. Pada aba-aba Tegak – GERAK, semua serentak menurunkan lengan dan memalingkan kepala kedepan kembali kesikap sempurna. (Wawan Arwani, 2008)

3.4.8 Lencang Depan.

Pelaksanaan lencang depan yaitu penjuru tetap pada posisi sikap sempurna, pasukan pada banjar paling kanan meluruskan tangan kedepan, posisi tangan mengepal dan anta saf depan dan belakan dikasih jarak dua kepal.Dan pada banjar kedua dan seterusnya mengambil antara (lencang kanan) dan setelah meluruskan maka tangan lansung diturunkan tanpa menunggu aba-aba dari DANRU. Setelah ada aba-aba Tegak – GERAK, maka pasukan yang lencang depan segera menurunkan tangan. Aba-abanya: Lencang Depan – GERAK.

3.4.9 Hadap Kanan/Kiri.

Pelaksanaanya yaitu kaki melintang di ujung kaki kanan/kiri ± 45°, setelah itu badan di putar ke kanan/kiri, posisi badan pada saat melintangkan kaki tetap lurus kedepan, tangan tetap menggelantung lurus, setelah badan diputar ± 90° menghadap kiri/kanan, tumit kaki kanan/kiri di rapatkan kembali ujung kaki di buka ± 45° mengambil sikap sempurna kembali. Aba-abanya: Hadap Kanan/Kiri – GERAK.

3.4.10. Hadap Serong Kanan/Serong Kiri.

Pelaksanaan hadap serong kanan/kiri sama halnya dengan pelaksanaan hadap kanan/kiri, tapi badan diputar ± 45° menghadap kanan/kiri. Aba-abanya: Hadap Serong Kanan/Kiri – GERAK.

3.4.11. Balik Kanan.

Pelaksanaan balik kanan yaitu kaki kiri melintang di depan kaki ujung kaki kanan ± 90°, posisi kaki kiri tidak terlalu rapat dengan ujung kaki kanan, karena akan mengganggu perputaran badan. Pada saat kaki melintang, posisi badan tetap lurus kedepan, pandangan mata tetap lurus kedepan, tangan tetap lurus menggelantung, setelah itu badan di putar kearah berlawan dari arah semula kita (± 180°), setelah itu tumit dirapatkan kembali mengambil sikap sempurna. Aba-abanya: Balik Kanan – GERAK.

Catatan: Dalam PBB tidak ada balik kiri, karena pelaksanaannya sama, menuju satu arah.

3.4.12. Jalan di Tempat.

Pelaksanaannya yaitu gerakan dimulai pada kaki kiri, lutut bergantian diangkat rata-rata air, ujung kaki menggelangtung (tidak lurus kedepan), badan tegak, tangan menggelantung lurus kedepan, pandangan mata lurus kedepan.Tempo yang digunakan sesuai dengan aturan yang telah di tentukan.Untuk berhenti menunggu aba-aba dari dari DANRU, aba-abanya yaitu: Henti – GERAK, pada aba-aba GERAK biasa jatuh pada kaki kiri, dan pasukan menambah dua kali langkah, sehingga jatuh pada kaki kiri lagi. Aba-abanya yaitu: Jalan di Tempat – GERAK.

3.4.13. Langkah Kanan/Kiri.

Pelaksanaanya yaitu kaki kanan/kiri di langkahkan kekanan/kiri selebar ± 40 cm, selanjutya kaki kiri/kanan dirapatkan kembali.Tempo yang digunakan sesuai dengan aturan yang telah di tentukan. Aba-abanya yaitu: …..* langkah ke Kanan/Kiri – GERAK.

Ket.*yaitu banyaknya langkah yang diperintahkan oleh DANRU, Maksimal 4 langkah.

3.4.14. Langkah ke Depan.

Pelaksanaannya yaitu di mulai dari kaki kiri dilangkahkan kedepan dengan panjang langkah ± 60 cm. Tempo yang digunakan sesuai dengan aturan yang telah di tentukan. Pada saat melangkah kaki tidak usah di rapatkan, melangkah sama halnya dengan langkah biasa/langkah tegap.Lengan tetap lurus atau tidak melambai.

Aba-abanya yaitu ….* langkah ke Depan – GERAK.

Ket.*yaitu banyaknya langkah yang diperintahkan oleh DANRU, Maksimal 4 langkah.

3.4.15. Langkah ke Belakang.

Pelaksanaanya yaitu kaki kiri dilangkah ke belakang dengan panjang langkah ± 40 cm. Tempo yang digunakan sesuai dengan aturan yang telah di tentukan.Posisi lengan tetap lurus atau tidak melambai, kaki tidak perlu di rapatkan.

Aba-abanya: …..* langkah ke Belakang – GERAK.

Ket.*yaitu banyaknya langkah yang diperintahkan oleh DANRU, Maksimal 4 langkah.

3.4.16. Bubar.

Pelaksanaan bubar yaitu tiap-tiap pasukan menyampaikan penghormatan kepada DANRU, sesudah dibalas maka pasukan mengambil sikap sempurna lagi, kemudian melaksanakan balik kanan, lalu setelah itu maju satu langkah di hentakan, setelah itu bubar.

Aba-abanya; Bubar – JALAN.

3.4.17. Berkumpul.

- Sebelum aba-aba peringatan, komandan atau pimpinan pasukan menunjuk salah satu pasukan untuk menjadi penjuru.

- Yang ditunjuk sebagai penjuru mengambil sikap sempurna, dan laporan kepada DANRU/Pimpinan Pasukan.

- Pada waktu aba-aba peringatan maka anggota lainnya mengambil tempat meluruskan dengan salah seoran pasukan yang di tunjuk sebagai penjuru.

Aba-abanya yaitu. Berkumpul – MULAI.

3.4.18. Macam-macam Langkah, Tempo, dan Panjang Langkah.

Jenis Langkah

Jarak

Waktu

Langkah biasa

65 cm

106/menit

Langkah tegap

65 cm

106/menit

Langkah perlahan

40 cm

30/menit

Langkah kesamping

40 cm

70/menit

Langkah kebelakang

40 cm

10/menit

Langkah kedepan

60 cm

70/menit

Berlari

80 cm

165/menit

a. Maju Jalan

Aba-aba: Maju – JALAN.

Pelaksanaanya:

- Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri di ajukan ke depan, lutut lurus telapak kaki di angkat rata sejajar dengan tanah setinggi ± 20 cm, kemudian di hentakan ke tanah dengan jarak satu langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.

- Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan ± 90°, lengan kiri ± 30° ke belakang dengan tangan menggenggam, pada langkah-langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus di lenggangkan ke depan ± 45° dan ke belakang ± 30°. Tangan kanan ke depan mengambil dua titik yang terletak dalam satu garis sebagai arah barisan.

b. Langkah Biasa.

Pada waktu berjalan kepala dan badan sama seperti pada waktu sikap sempurna. Cara melangkah kaki seperti jalan biasa.Pertama tumit diletakan di tanah, selanjutnya seluruh kaki.Lengan dilenggangkan dengan sewajarnya lurus kedepan dan kebelakang, kedepan ± 45° dan kebelakang ± 30°.

c. Langkah Tegap.

Aba-aba: Langkah Tegap Maju – JALAN.

Pelaksanaannya: Langkah dimulai dengan kaki kiri, langkah pertama selebar satu langkah, langkah selanjutnya sesuai dengan panjang langkah dan tempo yang telah di tentukan. Tangan kedepan ± 90° dan kebelakang ± 30°.

d. Langkah Biasa ke Langkah Tegap.

Ø Dari Langkah Biasa ke Langkah Tegap.

Aba-aba: Langkah Tegap – JALAN.

Pelaksanaan: Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah ditambah satu langkah selanjutnya berjalan langkah tegap.

Ø Dari Langkah Tegap ke Langkah Biasa.

Aba-aba: Langkah Biasa – JALAN.

Pelaksanaanya yaitu aba-aba diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah ditambah satu langkah dan mulai berjalan dengan langkah biasa, hanya langkah pertama dihentikan selanjutnya berjalan langkah biasa.

e. Langkah Perlahan.

Aba-aba: Langkah Perlahan – JALAN.

Pelaksanaannya:

- Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna.

- Pada aba-aba JALAN kaki kiridilangkahkan kedepan, setelah menapak ke tanah segera disusul dengan kaki kanan yang di langkahkan ke depan dan di tahan sebentar disebelah mata kaki kiri kemudian dilanjutkan ditapakan di depan kaki kiri.

- Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula.

- Jarak dan tempo sesuai dengan aturan yang telah di tentukan.

f. Haluan Kanan/Kiri.

Gerakan ini hanya dilakukan dalam bentuk ber saf guna merubah arah tanpa merubah bentuk.

Aba-aba: Haluan Kanan/Kiri Maju – JALAN.

Pelaksaannya adalah aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan/kiri jatuh ditanah kemudian di tambah satu langkah, setelah aba-aba pelaksanaan penjuru kanan/kiri berjalan ditempat memutarkan arah secara perlahan-lahan sehingga merubah arah sampai 90°, kemudian berjalan di tempat. Setelah penjuru kana/kiri depan melihat safnya lurus memberi isyarat “LURUS”, kemudian komandan atau yang memberi perintah memberi aba-aba Maju – JALAN.

g. Melintang Kanan/Kiri.

Gerakan ini dilakukan dalam bentuk berbanjar, guna merubah bentuk pasukan menjadi bersaf dengan arah yang tetap.

h. Belok Kanan/Kiri.

Aba-aba belok kanan/kiri yaitu Belok Kanan/Kiri – JALAN. Pelaksanaanya: aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan/kiri jatuh ditanah. Setelah ditmbah satu langkah, kemudian penjuru depan merubah arah menjadi 90° ke kanan/kiri dan mulai berjalan kea rah yang baru.

i. Buka Barisa.

Aba-abanya: Buka Barisan – JALAN.

Pelaksanaannya: pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri masing-masing membuat satu langkah kanan/kiri, sedangkan regu tengah tetap di tempat.tu

j. Tutup Barisan.

Pelaksanaan tutup barisan yaitu masing-masing regu kanan/kirin membuat satu langkah ke samping kanan/kiri, sedangkan regu tengah tetap di tempat.

Aba-abanya: Tutup Barisan – JALAN.

k. Langkah Lari.

Dari sikap sempurna.

Aba-aba: Lati Maju – JALAN.

Pelaksanaan:

- Pada aba-aba peringatan kedua tangan dikepalkan dengan tangan lemas diletakan di pinggang sebelah depan, badan agak di bungkukan 45°.

- Pada aba-aba pelaksanaan panjang langkah pertama kali ± 80 cm dan selanjutnya mengikuti aturan langkah yang sudah di tentukan.

l. Dua Kali Belok Kanan.

Aba-aba: Dua Kali Belok Kanan – JALAN.

Pelaksanaan: Aba-aba dijatuhkan pada kaki kiri, setelah itu ditambah satu langkah kemudian penjuru depan merubah arahnya menjadi 180°.

m. Tiap-tiap Banjar Dua Kali Belok Kanan.

Aba-aba: Tiap-tiap Banjar Dua Kali Belok Kanan – JALAN.

Pelaksanaannyasama dengan dua kali belok kanan sebagai mana biasanya, tapi untuk kali tiap-tiap banjar bukannya satu regu.

2 komentar: